Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Al-Imron ; 104)

Minggu, 12 Februari 2012

HUBUNGAN PLTN DAN LOGAM TANAH JARANG (LTJ – R/E = Real Earth)

Yang sudah umum di kenal, bahan bakan (BB) reactor nuklir itu uranium. Sekarang ditemukan BB baru yaitu Thorium (Th), yang di ekstrak dari limbah timah, seperti ; zircon, elminit, monasid.

Lalu muncullah Th, Ythirum, dsb.

Kelompok mineral ini di sebut R/E atau LTJ (logam tanah jarang).

Selama ini R/E dibuang orang BABEL, kalaupun di jual di pasar gelap harganya hanya berkisar Rp. 3.000 (tiga ribu) rupiah saja. Tapi limbah ini tidak boleh di eksport secara resmi, bahkan PT. TIMAH juga tidak boleh.

Nah kalau izin PLTN dikantongi, otomatis, perusahaan / investor asing tersebut menguasai izin R/E, karena bahan mentah berupa ; zircon, elminit, monasid akan di kirim secara legal oleh mereka untuk diproses sampai jadi Thorium, baru di bawa masuk lagi.

Wal hasil investor PLTN yang juga asing akan BEBAS MERDEKA kuasai, mulai dari balok timah, sampai ke bahan nuklir.

Bila ada yang mengatakan bahwa pengusaha itu serakah tentulah wajar, tapi yang paling aneh adalah ketika Penguasa kita tampak mudahnya di tipu oleh investor berkedok investasi mega proyek,, mengherankan.?

Tahun 2010, pernah terjadi perseteruan sengit antara USA dan China. Hal ini di picu karena China menguasai 90% ekspor R/E dunia dan menyetop ekspor R/E ke USA.

Maka bayangkan kalau R/E di Babel itu bisa dikuasai satu pihak, LUAR BIASA………

Itulah hubungan R/E dengan PLTN.

Kita harus lebih cerdas. Jangan terjebak pada rencana pembangunan PLTN yang masih jauh panggang dari api,,dan pembangunan PLTN itu sendiri adalah konsekwensi kemajuan zaman yang sulit untuk di hindari, itupun kalau sumber energy fosil sudah di anggap tidak layak lagi untuk di gunakan alias habis.

Namun yang terpenting dari yang paling penting adalah, mari kita lebih dulu selamatkan SDA kita yang semakin menipis, mampukah kita mewariskan masa depan dengan modal SDA yang memadai untuk masa depan anak & cucu kita? Karena Babel bukan untuk 10 tahun lagi……tapi untuk masa depan yang lebih panjang dari helaan nafas kita,

Tidak ada komentar: